Rabu, 28 Desember 2016

PERJALANAN HIDUP

PERJALANAN HIDUP

    Namaku Siti Robeah,aku pertama kali melihat dunia ini tepatnya pada hari Rabu, 08 Oktober 1997, ba’da subuh. Aku bisa dibilang terlahir dari keluarga sederhana (menurutku), aku anak kedelapan dari 13 bersaudara,mungkin bisa dibanyangkan bagaimana ramainya rumah orang tuaku saat anak-anaknya berkumpul. Oh iya,dua kakakku sudah dipanggil yang maha kuasa saat mereka masih kanak-kanak, begitupun dengan ayahku. Jadi sekarang aku tinggal bersama ibu dan sebelas Untuk saat ini aku tinggl disalah satu yayasan pondok pesantren yang ada di Lebak, yaitu Pondok pesantren Qothrotul falah. Sebelum dipondok,aku tinggal bersama orang tuaku dan saudara-saudaraku yaitu di kp.cisumur,desa Margamulya, kec.Cileles. ayahku bernama Sanusi (alm), beliau seorang wiraswasta,tapi setelah ayahku wafat kakakkulah yang melanjutkan pekerjaannya. Dan ibuku bernama Sarnani, ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga. Ibu dan ayahlah yang selama ini ikut berperan penting dalam kehidupanku. Suka duka selalu diiringi dengan do’a  Aku menempu pendidikan pertama yaitu di SDN 02 Margamulya,disanalah aku pertama kali belajar bagaimana cara menulis dan membaca, bersama teman-teman seperjuangan, sebelum aku sekolah di SD tersebut, 3 kakakku sudah tercatat sebagai anak Didik di SD tersebut begitupun setelah aku,5 adiku juga tercatat sebagai anak didik di sekolah tersebut. Setelah lulus dari SD aku melanjutkan kejenjang selanjutnya yaitu SMPN 05 Cileles,disinilah pertama kali aku belajar berorganisasi. Tahun pertama di SMP aku dipilih untuk bergabung di OSIS sebagai seksi kerohanian,dan tahun keduanya aku dipilih untuk menjadi ketua OSIS,aku juga ikut organissasi DP (Dewan Penggalang). Yah diorganisasi-organisasi itulah aku banyak belajar,belajar memimpin Di SMP awal aku selalu mengukir kenangan, maklum saat itu aku mulai menginjak remaja.
   Ada beberapa hal yang sampai saat ini masih terkenang dalam benakku. Saat masih SMP, aku menggunakan kedua kakiku titipan sang kuasa untuk sampai di sekolah. Dan hal yang masih membuat aku terkesan sampai saat ini adalah saat aku harus berangkat sekolah dimusim hujan.Perjalananku dan teman-teman menuju sekolah akan sangat menyenangkan dimusim penghujan.
Yah, menyenangkan sekali saat kami harus saling pegang karena takut terpeleset,dan kami harus membuka sepatu saat air persawahan meluap (banjir), dan kami akan mencuci kaki bareng-bareng di MCK dekat sekolah,setelah itu kami akan berlari menuju sekolah karena takut terlambat, hemmmm kebersamaan itu selalu aku rindukan
   Saat duduk dikelas IX, aku mendapat hari paling menyedihkan dalam hidupku yaitu pada tanggal 13 Feberuari 2012. Tepatnya hari senin ditanggal, bulan dan tahun itu orang yang aku sayang harus aku iklaskan kembali keperpaduannya (kepada ALLAH SWT), ya dia Ayahku. Memang setahun sebelum malaikat Ijroil menjemputnya alm.Ayah sudah menderita penyakit DIABETES, dan sudah berobat kemana-mana, sampai pernah dioprasi di salah satu rumah sakit dijakarta pusat, tepatnya DiRumah Sakit Islam Cempaka Putih. Menurutku ada hal yang tidak boleh aku biarkan dalam diriku yaitu aku membenci angka 13 dan menganggap angka 13 itu sebagai angka kesialan setelah ayahku.
   Setelah lulus dari SMP aku melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu tingkat SMA. Yah walaupun saat itu keluarga dari ayah sudah mematahkan semangatku dengan ucapan-ucapan mereka tentang keadaan ekonomi keluargaku, sedang anak kedua orang tuaku bukan hanya aku saja yang butuh biaya tapi juga kelima adikku. Tapi karena keinginanku yang kuat,dan dibantu doa beserta semangat dari ibu beserta kakak aku menganggap ucapan-ucapan saudara-saudara ayah hanya sebagai angin lewat. Bukan berarti aku egois, tapi saat itu aku berpikir jika aku hanya lulusan SMP maka aku akan lebih menyusahkan orang tua dan kakak-kakakku nantinya. Dari sikap keras kepalakulah sekarang aku melanjutkan pendidikan kesebuah pondok pesantren modern di Lebak yaitu tepatnya dipondok pesantren Qothrotul Falah.
   Disanalah aku belajar banyak tentang memanai kehidupan. Sebelumnya kan aku sekolah disekolah umum bukan yayasan jadi aku bersama teman-teman hanya bertemu saat jam sekolah saja, tapi diyayasan aku bersama teman-teman itu kumpul 24 jam dan harus bisa memahami karakter masing-masing karena kami kan datang dari berbagai  daerah,yang pastinya beda budaya, bahasa, dan sebagainya dan disinilah pelajaran kehidupan itu. Jauh dari orang tua membuat aku dan teman-teman harus belajar mandiri dan tentunya saling membantu, juga belajar bersabar atas ujian-ujian yang ada. Tahun pertama masuk pondok, jujur saja aku mengalami kesulitan terutama dalam hal mengatur waktu. Yah aku harus benar-benar dituntut harus bisa mengatur waktu agar aku bisa mengikuti kegiatan yang bisa dibilang cukup padat disini. Aku rasa teman-temanku juga merasa kesulitan untuk hal itu. Hingga butuh beberapa minggu untuk aku dan teman-teman bisa beradaptasi dengan kegiatan yang ada dipondok. Untuk menghilangkan pikiran tentang rumah ditahun pertama itu aku mengikuti beberapa kegiatan ekstrakulikuler. Seperti menjadi pengurus perpustakaan, PMR, komputer, website (sebagai reporter) dan sebagainya, yah dengan kegiatan yang cukup padat tersebut aku berharap aku bisa betah dipondok. Oh iya saat di SMP aku termasuk anak yang dibilang tidak pernah izin dengan alasan apapun, jujur saja selama tiga tahun sekolah SMP aku hanya pernah izin sekali. Tapi di SMA, aku termasuk siswa yang bisa dibilang sering sakit, hingga pernah suatu hari aku mengalami dilema antara bertahan dan tidak dipondok. Tapi karena rasa malu dengan keinginannku yang kekeh pengen ke yayasan setelah lulus SMP akhirnya aku mampu melewati keinginanku untuk pindah. Aku juga sering dinasehati oleh orang-orang disekelilingku bahwa sakitnya aku diponok itu hanya bagian kecil dari ujian-ujian sebagai santri dan syukur Alhamdulillah aku mampu bertahan hingga detik ini.
    Dan aku sadar ujian-ujian yang Allah berikan itu hanya sebagian kecil dari ujian-ujian Allah untukku,aku harus bisa melewatinya, kalau saja aku tidak bisa melewati ujian yang kecil saja bagaimana dengan ujian yang besar di hari nanti karena aku yakin ujian-ujian yang lebih besar sudah menanti untukku. Ditahun kedua dipondok, tepatnya saat aku kelas XI semester II, aku dan teman-teman seangkatan diangkat menjadi pengurus di organisasi pondok. Dipondok aku mengikuti organisasi Pelajar Pesantren Qothrotul Falah (OPPQ), dan juga Dewan Kerja (DK). Di OPPQ aku masuk kebagian Kebersihan, merangkap juga menjadi Bendahara, sedang di DK aku masuk kebagian Andulat (bagian lapangan/Pelatihan).
Aku dan teman-teman diberi amanat untuk mengurus kegiatan-kegiatan dipondok, amanat itu kami emban selama satu tahun. Selama menjadi pengurus dipondok, lagi-lagi banyak pelajaran yang kami dapat. Disatu sisi kami juga seorang santri yang mempunyai kegiatan masing-masing, sedang dilain sisi kami harus menjadi pengurus atau mengurusi adik-adik kelas/santri yang lainnya. Dari organisasi ini juga aku banyak belajar untuk masa mendatang terutama untuk kesiapan aku terjun dimasyarkat nantinya. Ditahun ketiga dipondok tepatnya saat kelas XII semester II, aku terbebas dari amanat menjadi pengurus OPPQ dan juga DK.
   Dan setelah tidak menjadi pengurus aku dan teman-teman fokus untuk menghadapi Ujian nasional (UN) dan juga acara wisuda. Untuk sekarang aku dan teman-teman selain mempersiapkan diri untuk Ujian kami juga sedang merencanakan tujuan kami masing-masing setelah lulus dari SMA ini, sebenarnya lebih tepatnya kami sedang mengalami kebingungan, kebingungan antara keinginan sama keadaan yang tidak sesuai, tapi kebingungan itu tidak harus aku Sebenarnya cerita ini tidak akan mewarnai kehidupanku, tanpa kehadiran orang-orang disekelilingku. Seperti kedua orang tuaku yang mengajarkan aku kesederhanaan, yang tidak bosan-bosannya memberi nasehat. Guru-guruku yang selama ini mengajari dan mengingatkanku saat aku mulai melenceng, kakak dan sahabatku yang selama ini tidak henti-hentinya memberikan suport, dan orang-orang yang selama ini ada disekelilingku yang gak bisa aku sebutin satu persatu, sthanks Aku ingat Andrie wongso (motivator), mengatakan: “jika kalian lunak pada diri kalian maka dunia akan keras pada kalian dan jika kalian keras pada kalian maka dunia akan lunak pada kalian”. Dari kata motivasi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa kerja keras,dan tidak memanjakan diri maka kita akan menjadi pemenang, jadi perjalanan hidup yang aku alami semoga menjadi motivasi untuk aku agar menjadi lebih baik lagi.

Rabu, 07 Desember 2016

AYAH(MERINDU)

MERINDU

Ayah
entahlah rasanya aku ingin pulang lalu memelukmu
walau itu tak akan pernah  benar terjadi
tapi rasanya dengan pulang aku bisa memelukmu
aku ingin pulang :(

Ayah
maafkan aku
aku belum benar kuat
ayah diriku mulai keropos
ayah aku rapuh

Ayah
entahlah rasanya aku benar-benar  merindu
merindu akan penalaran makna hidup darimu

missing you Dad
Love you So Much.